Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Idul Fitri 2016 [I]

Posting Komentar
Setiap tahun, bagi keluargaku lebaran adalah momen yang paling ditunggu. Karena pada beberapa hari itulah anggota keluarga inti kami lengkap. Selain itu kami juga dapat bertemu dengan keluarga besar yang beberapa tinggal di luar kota. Seperti tahun ini, rasanya bahagia sekali ketika di rumah kita lengkap berkumpul sejak H-3 lebaran. Alhamdulillah. Meskipun kita hanya bisa merasakan nikmatnya bersahur dan berbuka beberapa kali saja, karena terpotong dengan beberapa agenda bukber di luar rumah. Momen menyambut lebaran tambah lengkap dengan adanya Maya, my little cousin yang memang suka menginap di rumah ketika Papa pulang. Tidak tanggung-tanggung, dia menginap dari H-3 sampai hari H. Keberadaannya mewarnai rumah kami dengan tingkah laku khas anak-anaknya.

Foto bareng suami, adik, dan Maya.

Pada hari pertama lebaran, aku dan keluarga shalat Ied di masjid dekat rumah. Tahun lalu, aku shalat Ied di Masjid di kampung suami. Gantian. Maya tentu saja menguntit aku kemana pun aku pergi jadi dia ikut shalat di sampingku. Ini kali kedua ia berlebaran di kampung kami, kalau tidak salah Idul Adha 2 tahun yang lalu saat masih suka digendong ia juga di sini. Yah bagi Maya, Kupang (nama kampung tempat tinggal keluargaku) adalah rumah kedua baginya setelah Kapar dimana orang tuanya bermukim.

Bada shalat Ied, aku dan suami sowan ke rumah orang tua suami. Di sepanjang perjalanan kita seringkali mampir untuk bersalam-salaman dengan kerabat atau orang yang dikenal. Beginilah rasanya berlebaran di kampung. Suasana pada hari itu sangat akrab dan meriah dengan salam dan sapa. Dari rumah mertua, kita ke rumah kerabat suami. Silaturahmi, bertukar kabar dan cerita. Sekitar jam 11 siang lewat kita balik lagi ke rumah karena di rumah nenek di sebelah rumahku diadakan acara mehaul, yaitu peringatan kematian kakek dari pihak Papa. Karena lebaran, ada banyak saudara dan tetangga yang bisa datang. Alhamdulillah.

Suasana di halaman rumah nenek saat selamatan

Setelah acara beres-beres selesai, keluarga dekat dari pihak mama ngumpul di rumah. Saatnya bagi zakat. Hehe. Dari mama dan tante, adik-adik sepupuku dapat uang zakat. Aku sendiri menghadiahi mereka dengan paket buku dan alat tulis. Mereka senang sekali. Acara selanjutnya setelah shalat zuhur adalah silaturahmi ke rumah acil Fuah, sahabat dekat tanteku (mama Maya) yang sekarang sedang menderita penyakit jantung.

Alhamdulillah, waktu kita kesana acil Fuah dan keluarga lengkap ada di rumah. Mereka senang sekali kita kunjungi. Acil Fuahnya juga terlihat sehat-sehat saja dari luar meski tidak boleh terlalu capek. Suami beliau bercerita bahwa sudah beberapa kali mereka ke Surabaya dalam rangka check up kesehatan acil Fuah. Sempat akan dioperasi namun kondisi tubuh acil Fuah tidak memenuhi syarat, sehingga hanya dilakukan rawat jalan. Waktu pun berjalan tak terasa saat mendengarkan cerita acil Fuah. Kebetulan di depan rumah orang tua acil Fuah ada yang jual soto dan gado-gado, maka keluarlah dua jenis makanan tersebut sebagai suguhan untuk kami. Alhamdulillah, rezeki lebaran. Meskipun sudah makan siang saat acara mehaul, santapan selingan macam gado-gado sayang untuk dilewatkan. Hehe.

Karena rumah acil Fuah berada dekat dengan kawasan wisata, jadilah dari sana kami meluncur ke Manggasang. Manggasang adalah sebuah tempat wisata yang menawarkan keindahan alam berupa sungai berbatu yang airnya mengalir deras dan tentu saja jernih. Anak-anak (dan orang dewasa) dapat menyewa ban dalam mobil sebagai pelampung untuk mengarungi derasnya arus sungai. Aku tak ingin kalah dengan dua sepupu kecilku, Maya dan Sudja, sehingga aku pun ambil bagian dalam permainan mengarungi sungai yang mengasyikkan tersebut. Anggota keluarga yang lain hanya duduk-duduk menyaksikan dari pinggir sungai. Ada banyak keluarga lainnya yang juga berpiknik kesana pada hari itu. Sehingga Manggasang ramai sekali.

Siapa mau ikut?

Pulangnya kita mampir di rumah saudara dari pihak ayahnya Maya yang berjualan bakso. Alhasil, satu piring bakso plus tetelan masuk lagi ke perut kita. Alhamdulillah. Malamnya kita makan lagi, kali ini menunya adalah ketupat, oleh-oleh dari jalan-jalan ke rumah mertua tadi pagi. Alhamdulillah rezeki perut. Hari raya pertama sukses silaturahmi dan kenyangnya. Tidur pun jadi tenang.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar