Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Nikmatnya Waktu yang Berkah

Posting Komentar
Alhamdulillah, sampai juga kita di pertengahan Ramadhan. Tetap semangat ya gals, shalat, puasa, tarawih, dan tilawahnya.

Kali ini aku akan sharing tentang nikmatnya waktu yang berkah. Selama Ramadhan aku merasa hari-hariku berkah sekali (Aamiin). Meskipun kegiatan sehari-hari padat dan kurang tidur, tapi rasanya waktu tidak sempit seperti yang kurasakan di luar bulan Ramadhan. 

Mungkin ini yang disebut dengan berkah. Nikmat sekali. Dengan jadwal dan target ibadahku yang lumayan ketat pada bulan ini, aku malah merasa hidupku lebih teratur dan produktif. Ditambah Senin-Jumat aku masih bekerja. Kalau hari-hari biasa sepertinya aku bakal keteteran.

Di hari biasa aku berangkat jam 07.30 dan sampai ke rumah kembali jam 16.30. Ya, jarak dari rumah ke kantor adalah 30 menit perjalanan. Bolak-balik sudah memakan waktu 1 jam. Di sisa waktu menuju maghrib sekitar 2 jam itu aku beristirahat. Kalau misalnya saat malam aku ingin cepat beristirahat, berarti aku harus merelakan waktu 2 jam tersebut untuk persiapan makan malam yang biasanya dilakukan setelah maghrib. 

jejaksangpenata.blogspot.com

Setelah makan malam, kalau lagi mood aku menonton tv atau langsung masuk kamar, membaca buku kemudian tertidur dengan perasaan lelah setelah bekerja seharian. Besok paginya siklus hari yang sibuk seperti itu terulang kembali. Aku akan berangkat kerja setelah tetek bengek sarapan selesai.

Bandingkan dengan hari kerjaku di bulan Ramadhan. Hari dimulai ketika bangun sahur, itu sekitar jam 03.45 WITA. Berturut-turut kegiatanku setelah itu adalah tahajud, makan sahur, cuci piring, shalat subuh, tilawah kemudian tidur kembali. Jam 07.00 aku bangun pagi, kemudian mandi, shalat dhuha, dan berangkat ke kantor.

Pulang kantor lebih cepat 1 jam di bulan Ramadhan ini, jadi jam 15.30 sudah di rumah. Biasanya aku akan beristirahat terlebih dahulu baru mempersiapkan menu berbuka. Tapi kalau ingin waktu istirahat lebih santai, aku akan berkecimpung di dapur terlebih dahulu.

Setelah berbuka, aku dan suami langsung shalat maghrib, lalu isya dan tarawih di langgar desa. Pulang sekitar jam 09.00 malam. Sampai di rumah masih ada waktu sekitar 2 jam sebelum tidur. Nah biasanya selama itu aku akan mengerjakan hobiku. Tidur pun senang tanpa ada rasa lelah. Subuh bangun kembali dan siklus pun terulang.

pondokalmadinah.com

Beda banget rasanya. Kalau diingat-ingat ada banyak waktu yang terbuang dan tidak produktif di luar Ramadhan. Semoga setelah Ramadhan berlalu, aku bisa mengadopsi jadwalku saat Ramadhan. Aamiin.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar