Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Angry Attack

Posting Komentar
Kemarin aku marah sama mama karena ada hal yang kita tak sepaham. Seperti biasa, kalau marah aku hanya diam, boikot bicara sama mama. Dan seperti biasa juga, setiap aku marah, meskipun yang salah itu adalah orang lain, ada perasaan menyesal diiringi oleh perasaan sesak tak tenang. Kemarin setelah shalat maghrib aku menangis sesegukan sambil bercerita pada suamiku kalau tadi siang aku marahan sama mama. Alhamdulillah, sekarang sudah baikan.

Kadar emosiku dari dulu memang tinggi, mudah tersulut. Hanya beberapa tahun terakhir ini saja ketika sudah banyak belajar tentang pengendalian emosi, angry attackku mulai berkurang. Dulu aku sering sekali ngambek sama mama. Hiks. Begitulah, sampai akhirnya penyesalan datang di akhir kemarahan. Dengan adik juga dulu aku sering cekcok mulut.

Sekarang aku sudah "panjang napas". Sering menghela napas kalau ada masalah, tidak langsung menanggapi kalau tersulut emosi. Karena aku sadar efek dari kemarahanku tersebut merugikan. Satu, menyakiti hati orang yang bersangkutan. Dua, hatiku jadi tak tenang. Apalagi beberapa hari yang lalu aku mendengar kisah teladan dari ustadzah Oki Setiana Dewi di sebuah acara tv, bahwa marahnya orang-orang bijaksana itu berkelas.

www.mirajnews.com

Contohnya ketika sayyidina Ali RA marah saat ia hampir menghunuskan pedangnya ke musuh Islam, ia diludahi oleh sang musuh tersebut. Apa yang dilakukan oleh sayyidina Ali kemudian? Kalau seperti aku yang orang biasa ini mungkin akan bertambah marah dan langsung membunuh musuh tersebut. Namun sayyidina Ali segera mengurungkan niatnya untuk membunuh, ia simpan pedangnya dan meninggalkan musuhnya yang bingung bercampur senang karena nyawanya batal tercabut. Apa yang ada di benak sayyidina Ali? Ternyata ia tidak ingin kemarahannya karena diludahi oleh sang musuh tersebut menjadi alasan ia membunuh musuh Allah. Bukan lagi karena ia marah dengan musuh tersebut yang memerangi agama Allah. Subhanallah.

Satu cara yang ampuh untuk meredakan atau mengendalikan rasa marahku adalah dengan mengingat bahwa musuh kita yang nyata, yaitu syaitannirajim, sangat bersuka cita ketika dia berhasil membuat seorang manusia marah dengan manusia lainnya.

Semoga kita selalu bisa mengendalikan amarah kita. Aamiin.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar