Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

My First (and Second) Handphone

Posting Komentar
Waktu itu aku kelas 1 SMP, bapa (panggilanku kepada ayah) berjanji untuk membelikan handphone (HP) jika aku masih bisa mempertahankan peringkat pertama di semester depan. Tentu saja aku senang sekali. Waktu itu sekitar tahun 2005, HP masih langka sekali apalagi untuk usia remaja sepertiku. Di keluarga besarku aja dulu yang punya HP baru bapa dengan merk Siemen yang antenanya panjang karena sinyal di desaku sangat sulit.

Aku belajar lebih giat tentu saja karena janji bapa itu. Dan tarra… pembagian raport semester pertama kelas 2 SMPku pun tiba. And finally aku kembali menjadi the number one. But, bapa bilang dia minta maaf karena dia tidak bisa sesegera mungkin membelikanku HP karena ternyata keuangan keluarga kami waktu itu masih digunakan untuk hal-hal lain yang masih lebih penting. Wajar sajalah kalau dipikir-pikir, dulu itu HP hanya merupakan kebutuhan sekunder kalau tidak bisa dibilang tersier untuk anak kelas 2 SMP sepertiku.

Tapi yang namanya sudah diiming-imingi, aku jadi selalu terbayang-bayang dengan yang namanya HP. Tapi kebutuhan keluarga juga tentu saja lebih penting. Sampai suatu ketika saat uang beasiswaku cair (entah waktu itu beasiswa apa namanya), tidak terlalu lama setelah waktu pembagian raport. Aku lalu meminta izin dengan mama dan bapaku untuk menukarkan sebagian uang tersebut menjadi HP. Mereka mengijinkan. Yeaay, sorakku dalam hati.

credit
Akhirnya dengan bantuan pamanku, aku membeli HP pertamaku. Lupa berapa harganya. Merknya Nokia 2100 dengan penampakan casing warna pink. Tanpa kamera, masih monophonic pula. Tapi aku sangat-sangat bahagia sekali. Meskipun dulu itu gunanya belum jelas bagiku, tidak terlalu urgent. Wong biaya nelpon masih mahal sekali. Sms saja aku ingat dulu itu masih 300 rupiah per layar (sekitar 160 karakter).

Tapi untuk gaya-gayaan, cukuplah. Aku lupa memakai HP tersebut sampai kelas berapa, tapi sepertinya sampai aku lulus SMP. Setelah itu HP yang menjadi incaranku adalah Nokia 7610 dan tercapai ketika aku sekitar kelas 2 SMA. Sama halnya ketika mendapat HP pertamaku, aku merasa sangat senang. Untuk ukuranku, Nokia 7610 sangat keren waktu itu. Pendapat ini terpatri di otakku setelah aku membaca rubrik tentang gadget di sebuah tabloid. Spesifikasinya sangat canggih menurutku. Ada kamera, poliphonic, bisa internetan pula. Bentuknya juga unik, seperti kue gagatas di kampungku. Tak lama setelah itu, aku melihat sepupuku yang sudah kerja pakai HP tipe ini. Wah, semakin menguatkan keyakinanku bahwa jenis HP ini memang "kelas atas". Untuk membeli HP keduaku ini, aku lupa dari mana sumber uangnya. Sepertinya pakai uang bapa deh ditambah uang hasil penjualan HP pertamaku

mobilemag dot com

Begitulah, cerita seputar HP pertama (dan kedua)ku yang masih kuingat karena sangat berkesan bagiku.




Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar