Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Melebarkan Pandangan dari Bukit Kayangan

Posting Komentar
pict source
Beberapa waktu yang lalu aku berkesempatan jalan-jalan ke sebuah tempat wisata yang terkenal dengan nama Bukit Kayangan. Secara administratif tempat ini sudah termasuk Kabupaten Tanah Laut, meskipun jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatku berdomisili sekarang, Kota Banjarbaru.

Bukit Kayangan memang sebuah bukit yang menjulang di tengah-tengah jalan mulus dua arah yang menghubungkan Kota Pelaihari, ibukota Tanah Laut dengan Banjarbaru. Tidak terlalu tinggi sih sebenarnya, tapi ketika sampai di puncak lumayanlah membuat kita merasa kecil.

pict source
Bukit Kayangan recomended sekali dikunjungi buat kamu yang suka menikmati pemandangan alam. Dari puncak bukit ini, terlihat hamparan hijau perkebunan kelapa sawit mengelilingi. Lebih jauh lagi pemandangan gunung-gunung tinggi tertutup awan juga terlihat jelas dari sana. Oya, kamu juga bisa naik ke tower yang berjumlah dua buah di atas bukitnya. Kebetulan kemarin itu aku tidak naik sampai ke tower. Karena kesananya pas hari libur sehingga banyak orang yang juga berwisata. Malas lah ya kalau berdesak-desakan di tower yang sempit itu. Ngeri juga.

Waktu yang tepat mengunjungi tempat ini menurutku pagi-pagi sekali atau sore menjelang senja. Kamu bisa melihat sunrise atau sunset sejelas-jelasnya. Aku kemarin salah waktu, pergi ke sana pas tengah hari. Panas pula. Sehingga acara menikmati pemandangannya dalam suasana kepanasan dengan usaha memicingkan mata agar dapat melihat lebih jelas. Poor me L.

Fasilitas yang tersedia di sana ada toilet dan mushala di bagian bawah sebelum puncak, yang juga berfungsi sebagai tempat parkir. Dari hasil wawancara singkatku dengan ibu penunggu mushala, katanya tempat ini hanya ramai ketika hari libur. Selebihnya yang datang paling satu dua orang, itu pun terkadang anak-anak ABG yang pacaran :x. Yang mengurus tempat ini hanya ibu tersebut dengan suami beliau yang juga bertugas menjadi tukang parkir.

Di bagian puncaknya terdapat semacam pendopo dari beton. Bentuk-bentuknya waktu pertama kulihat, mirip mushala tanpa dinding =D. Di kanan-kirinya ada dua tower yang memungkinkan kita bisa melebarkan jarak penglihatan ke bawah. Eh ternyata, di sini juga ada kantin. Entah berapa buah, tapi yang jelas yang kehausan tak perlu khawatir. Kamu bisa beli minuman dan cemilan di sini. Oya di samping tangga lebar menuju puncak ada semacam taman bermain kecil untuk anak-anak. Jadi yang bawa keluarga juga ga bakal membuat anaknya boring karena ortunya sibuk mandang pemandangan di bawah. Anak-anak kan ya malas hanya berdiri mematung, secara mereka kan aktif.



Kalau dilihat-lihat luas lokasi tempat wisata ini memang kecil. Tapi pemandangan yang ditawarkan sangat luas, seluas jarak pandangmu. Hehe. Mengunjungi bukit ini mengingatkanku dengan Bukit Bintang di Yogyakarta. Bedanya, disini bukan kerlap-kerlip lampu kota yang dipandang karena yang terhampar di bawah adalah perkebunan kelapa sawit. So, sangat tidak disarankan mengunjungi tempat ini pada malam hari.


Oke, segitu dulu deh ya reviewku tentang Bukit Kayangan. Namanya mantep yak, bikin cewek-cewek yang kesana berasa jadi Putri Kayangan beneran =D
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar