Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Have Fun in Angsana Beach [part II]

Posting Komentar
[Baca Have Fun in Angsana Beach part I]

Hari kedua dimulai, kami bangun dengan tubuh yang sangat kedinginan karena angin laut dan udara pagi. Beruntungnya kami karena semalam tidak hujan. Jika tidak, tentu saja kami harus kocar-kacir mengungsi ke dalam bus. Banyak dari teman yang semenjak bangun sudah langsung berfoto-foto, mengabadikan sunrise katanya. Tapi aku sendiri tak sempat melihat matahari terbit itu yang kata teman-teman memang hanya sebentar terlihatnya.

Acara pertama pagi ini sebenarnya adalah olahraga. Tapi seperti yang kubilang sebelumnya bahwa tak ada agenda acara yang berjalan, maka kami pun kembali bermain sesuka hati. Pagi ini aku kembali mengikuti permainan voli para cowok dan berhasil membuat mereka untuk sprint meski hanya sebentar saja. Karena setelah itu mereka kembali asyik dengan bola futsalnya. Oya, teman yang membawa layang-layang harus bersedih hati, karena kulihat layang-layangnya putus. Haha.

Kami yang cewek segera berganti baju karena jam 9 jadwalnya kami akan snorkeling ke  tengah laut. Aku berdebar-debar sebenernya karena mengingat kemampuan berenangku yang cetek. Tapi antusias saja karena kegiatan snorkeling ini menjadi trending topic B10_Genesis sejak kemarin. Hampir 2/3 dari kami ikut wahana ini. Sisanya, menunggu di tenda atau main-main di sekitar pantai.

Sebenarnya wahana yang ada di Pantai Angsana ini selain snorkeling setahuku juga ada banana boat, jet sky, dan ATV. Tapi yang paling banyak diminati adalah snorkeling ini. Karena di Kalimantan Selatan sepertinya yang pertama kali ada fasilitas snorkelingnya ya di Pantai Angsana ini.


Sekitar jam 9 pagi, sekitar 20 orang dengan dua perahu bermesin kecil kami menuju ke tengah laut. Awalnya sangat menyenangkan dan tentu saja berselfie ria dulu. Tapi kok kami merasa lama sekali ya baru sampai ke tempat snorkelingnya? Aku mulai cemas lagi, teman-teman cewek yang lain juga. Kami menyibukkan diri dengan doa semoga tak terjadi apa-apa di lautan yang kelihatan tak berbatas ini. Setelah setengah jam dari waktu keberangkatan, mesin perahu dimatikan dan area penyelaman di depan kami terbentang dengan laut sejernih air mineral! Bayangkan dari atas perahu, kami bisa melihat koral dan anemon laut. Tak sabar rasanya untuk segera menyelam. Namun sebelumnya kami harus antri menggunakan snorkel dan kacamatanya dulu.



Waktu pertama kali nyebur, sebenarnya aku masih takut-takut. Tapi dengan pelan aku mulai memberanikan diri berenang, mengapung sih sebeneranya, karena menggunakan pelampung. Haha. Jadi tinggal mengarahkan diri saja. Hanya saja aku tidak terbiasa menggunakan snorkelnya. Selalu ada air yang masuk mulitku. Rasanya asin pahit gitu. Uhuk.

Beruntung matahari pagi masih ramah, sehingga tak perlu takut gosong. Aaah senang sekali rasanya. Sekitar satu jam kami berenang-renang dan menyelam menatap koral-koral di dasar laut. Kesalahanku dimulai saat aku naik ke kapal dengan niat istirahat, eh ternyata dunia bergoyang di atas kapal tersebut. Aku juga tidak ngeh dengan teman yang ternyata mabuk laut di atas kapal. Kasihan dia. Teman-teman yang lain juga merasakan hal serupa, ketika naik kapal. Kepala rasanya berputar-putar, kami diserang mabuk laut masal. Bahkan ada teman yang sampai muntah. Jadilah keceriaan snorkeling teredam semua di saat perjalanan balik kepantai. Tiga puluh menit kami habiskan untuk menikmati goyangan ombak dan meladeni rasa pusing. Aaaak.

Sampai di darat, pusingnya mulai hilang. Apalagi dibawa mandi dan keramas. Wuih badan jadi seger lagi. Trus dibawa makan lagi. Duh, pupus sudah segala gejala mabuk laut. Bahkan seorang teman nyelutuk, “aku sudah sehat lagi”. Haha.

Agenda setelah itu sebenarnya langsung pulang. Tapi karena ada teman yang menyusul ikut rombongan snorkeling lagi, jadi kami menunggu mereka dengan berberes-beres tenda dan foto-foto. Sedangkan matahari mulai menyengat.




Jam 1.45, kami resmi meninggalkan pantai. Kembali ke dunia nyata, siap kembali meladeni rutinitas kampus. Di perjalanan pulang, 2 jam pertama kami habiskan bersama sunyi. Lelap dengan mimpi masing-masing. Investasi kelelahan selama 24 jam terakhir. Tiga jam terakhir kemudian bus yang kutumpangi, yang isinya mayoritas cewek, kembali riuh dengan cerita-cerita moment saat di pantai atau pun curcol-curcol tentang kehidupan pribadi.



Kalau ditanya bagaimana kesannya mengenai liburan ke Pantai Angsana, aku akan menjawab “I’m so have funJ
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar