Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Palangkaraya Family Trip

1 komentar
Awal bulan Februari yang lalu, tanggal 5-7 aku dan keluarga mengadakan family trip ke Palangkaraya sekalian menghadiri undangan perkawinan keluarga juga. Ada banyak pertimbangan sebelumnya untuk melakukan trip ini, salah satunya adalah jarak yang lumayan jauh. Namun karena hari Senin tanggal 8 Februari itu tanggal merah, dengan asumsi minggu malam sudah sampai balik ke rumah lagi jadi trip tetap dilaksanakan. Sehingga masih ada satu hari libur untuk beristirahat sebelum kembali masuk kerja hari Selasanya. Lagipula sebagian besar anggota keluarga belum pernah berkunjung ke Kota Palangkaraya.

Jumat siang sekitar jam 3 meluncurlah kita dengan tujuan pertama Banjarmasin, ke rumah keluarga yang ada disana. Tujuannya sih silaturahmi sekaligus menginap dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke Palangkaraya pada Sabtu pagi. 

Foto bareng di salah satu monumen berciri khas dayak di Bundaran Kapuas

Sabtu pagi rombongan kita kembali berangkat. Di beberapa tempat kita mampir untuk foto-foto, diantaranya yaitu di Jembatan Barito dan Bundaran Kapuas. Di Bundaran Kapuas memang banyak terdapat monumen khas dayak yang sayang kalau dilewatkan. Kota Kapuas yang dijuluki Kota Air ini adalah ibukota kabupaten Kuala Kapuas yang merupakan kota pertama di Kalteng yang dilewati jika menuju Palangkaraya dari Banjarmasin. 

Sesaat setelah berangkat dari Bundaran Kapuas, mobil kita melewati pos polisi. Ternyata disana sedang ada razia. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak kita kena razia karena waktu itu Papa yang sedang nyetir SIM A-nya belum diperpanjang. Sekitar setengah jam kami meluncur kembali menuju Palangkaraya. Anggota keluarga banyak yang antusias saat melewati Jembatan Tumbang Nusa yang panjangnya 10 km. Jembatan ini berada di atas rawa gambut yang jika musim hujan tergenang air.

Di Jembatan Tumbang Nusa

Lukisan naga di bawah jembatan Kahayan
Tengah hari kami kemudian sampai di rumah keluarga tempat kami menginap di Palangkaraya. Setelah ngobrol-ngobrol dan beristirahat, ba'da Ashar kami jalan-jalan dengan tujuan berkeliling Kota Palangkara. Aku sendiri sudah dua kali sebelumnya ke sana jadi boleh dibilang kemaren itu aku jadi guide di sepanjang jalan. Tempat pertama yang kami datangi adalah Jembatan Kahayan, ikon Kota Palangkaraya. Di bawah jembatan banyak terdapat lukisan khas dayak sehingga merupakan background yang cocok sebagai tempat foto-foto.

Dari jembatan kami kemudian berkunjung ke rumah adik teman tanteku. Kita ngobrol-ngobrol disana sampai Maghrib. Ba'da Maghrib kita kemudian mengunjungi sebuah galeri lukisan milik anak tetangganya tante. Semua lukisan yang dijual disana adalah buatan tangan dari suami anak tetangga tante. Lukisannya sungguh hidup, hingga rasanya ngeri membayangkan bahwa tokoh dalam lukisan-lukisan tersebut mungkin saja kalau malam-malam keluar dari bingkainya. Ada Nyi Roro Kidul, Putri Nilam Sari (konon itu adalah putri dari Kerajaan Banjar yang berhijab), 7 bidadari dalam cerita Jaka Tarub, hingga Soekarno bahkan tokoh agama seperti Guru Sekumpul.

Besok harinya kita mengunjungi rumah sebuah keluarga lagi, kali ini rumahnya di luar kota di jalan menuju Kota sampit. Setelah itu kita langsung menuju Pulang Pisau untuk menghadiri acara perkawinan. Acara perkawinannya ternyata pakai adat Jawa karena waktu itu acara diadakan di rumah mempelai wanita yang keturunan Jawa. Sedangkan mempelai laki-laki keturunan suku Banjar, yaitu keluarga kita.

Keluargaku tanpa papa (Papa memang sulit sekali kalau diajak foto)
Dari acara perkawinan tersebut kita langsung pulang menuju Barabai. Beberapa kali kita melewati hujan. Di Martapura kita mampir di Bincau untuk makan-makan masih terhitung milik keluarga juga sih. Aku senang sekali bisa trip bareng keluarga. Semoga nanti ada rezekinya lagi kita jalan-jalan, bahkan ke luar pulau mungkin.

Makan-makan
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

1 komentar

  1. Monumenya keren, aku punya miniatur kapal spt itu, aku beli dibanjarmasin lagi ke sana

    BalasHapus

Posting Komentar