Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Be the Best, Be your Self

Posting Komentar
Kita memang tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Ketika satu orang bilang buruk, belum tentu yang lain merasa yang sama. Oleh karena itu berhentilah berusaha menyenangkan semua orang, karena tak akan mungkin bisa. Banyak kepala, banyak persepsi. Lagipula, masa kita mau-mau saja menuruti maunya orang buruk. Bagi mereka yang tukang contek misalnya, mereka tentu menganggap orang yang keukeuh berprinsip untuk tidak menyontek dan memberikan contekan adalah orang yang punya sifat buruk. Bukankah bagi orang jahat, orang baik itu jahat?

Jadilah dirimu sendiri. Percaya diri saja. Selagi kita memang berusaha berperilaku baik menurut norma masyarakat dan agama. Lagipula, tak ada yang sempurna di dunia ini. Tugas kitalah untuk terus memperbaiki diri serta memperbanyak kebaikan dan meminimalisir keburukan.

Dunia memang bukan tempat untuk selalu bersenang-senang (kalau mau senang terus yok ke surga :). Ada kalanya kita harus merasa sedih. Bahkan bagi orang baik, hidup tak melulu tentang kebahagiaan. Bahkan bagi orang yang dikenal baik di lingkungannya, cobaan malah lebih besar. Mereka seperti "tak boleh salah". Ketika mereka melakukan kesalahan, sepertinya segala kebaikan akan terhapus dan terganti oleh 1 keburukan.

Tentang mereka yang senang bergunjing tentang keburukan orang lain. Tak perlu kau risaukan. Dosa bukan bergantung pada penilaian orang lain padamu. Walau seluruh dunia menganggapmu buruk, kalau Tuhan melihatmu baik, mereka bisa apa?


seratdakwah.blogspot.com

Nafsu sajalah yang membuat mereka tak puas menggosipkanmu. Jika pun kau mau melihat berbalik pada mereka, percaya saja mereka pun tak kan lebih baik daripada dirimu. Sebaliknya, lebih baik kamu bersyukur. Syukur ada yang "perhatian" mengurus hidupmu, padahal mungkin saja urusan hidup mereka sendiri lebih banyak. Buat apa mereka "rela" membuang-buang waktu mereka untukmu kalau bukan karena perhatian?

Yang lebih penting, dari omongan jelek tentangmu yang sampai ke telingamu kamu jadi ada bahan untuk introspeksi diri. Introspeksi diri untuk tetap berbuat yang terbaik bukan karena ingin dilihat orang bahwa kamu baik. Berterimakasihlah pada mereka karena ini. Mereka yang berniat menjatuhkanmu akan semakin senang jika karena ulah mereka, kamu semakin terpuruk.

Bukankah sudah pernah kukatakan, mungkin saja mereka begitu karena iri. Hidup mereka tak sekeren kehidupanmu. Lewatkan saja. Jangan buang waktumu dengan merisaukannya. Karena waktumu terlalu berharga hanya untuk meladeni atau bahkan membalas perlakuan mereka. Anggap saja yang mereka lakukan tersebut hanyalah melempari kerikil saat kita berjalan. Kecil saja, kurang mengganggu. Lagipula, membalas hanya akan membuatmu sama dengan mereka. Jahat.

Aneh memang, ada sebagian orang yang senang ketika orang lain sedang susah. Ekspresi kesenangan tersebut salah satunya adalah dengan menceritakan kemalangan tersebut ke banyak orang (baca: menggosip). Mereka hanya belum sadar saja, kalau menjelek-jelekkan orang lain tidak akan membuat diri mereka lebih baik. Jika mereka sadar, tentu mereka lebih memilih untuk menggunakan waktu mereka yang berharga untuk melakukan kegiatan yang lebih positif.
 
Jika kamu merasa sakit, anggaplah mereka seperti ampelas. Di masa depan, kamu mungkin akan berkilau karena gesekan-gesekan pengalaman menyakitkan, dan mereka akan dibuang ke tempat sampah karena tidak berguna lagi.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar