Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Tentang Waktu Sahur dan Berbuka

Posting Komentar
Ketika berpuasa, kita disunahkan untuk melambatkan sahur dan menyegerakan berbuka. Begitu yang kudengar dari ceramah-ceramah ustadz/ah yang bertema Ramadhan.

Secara pribadi, aku sangat setuju dengan sunah ini. Karena jelas, mengoptimalkan waktu berpuasa dan mengerjakan hal yang lainnya (tahulah aku orangnya sok sibuk). Oleh karena itu, aku biasanya bangun sahur sekitar jam 4 pagi atau lewat. Di tempatku, waktu imsak sekitar jam 5 pagi. Sehingga jika makan sahur jam 4 lewat, maka tidak akan terlalu lama lagi menunggu subuh. Terhindar dari kembali bergelung di tempat tidur. Hehe.

barengdinda.blogspot.com

Sedangkan berbuka, aku biasanya mempersiapkan segala sesuatunya mepet-mepet dengan waktu berbuka. Asumsiku, dengan mendekati waktu berbuka, aku jadi tidak dua kali menyiapkannya. Kalau terlalu cepat prepare dan memasaknya, ketika waktu berbuka tiba toh kita akan menyiapkan lagi karena sebelumnya masakan harus disimpan dulu. Kan ga mungkin setelah selesai masak jika waktunya masih panjang, langsung diletakkan di tempat makan.

Tapi berbeda halnya pandanganku tersebut dengan pendapat mama. Beliau akan dengan senang hati mengomel jika aku di rumah terlalu lambat memulai preparenya. Nanti dulu kubilang (padahal cuma membantu masak-masak), dekat-dekat waktu berbuka saja. Karena tak enak mendengar ocehan mama, tentu saja aku membantu juga meskipun masih jam 4 sore (waktu berbuka sekitar jam setengah 7 petang).

Sedangkan kalau di kos, aku akan lebih mudah mempraktikkan teoriku tersebut. Jam 6 aku baru akan benar-benar beranjak ke dapur, menyiapkan segalanya. Alhamdulillah, tidak pernah telat berbuka. Meski beberapa kali pernah nyaris. Haha. Kalau saja ada mama, pasti “kena” lagi aku.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar