Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Sleeping Beauty in Ramadhan

Posting Komentar
Apa kabar hobi tidurku di bulan Ramadhan ini? Yang jelas, quantitynya lebih berkurang dan polanya berubah. Sekarang aku tidur jam 10 malam hingga 4 pagi. Setelah itu kalau lagi khilaf, tidur lagi habis subuh jam 6-7 pagi. Ketika siang, waktu tidur tidak bisa dipastikan ada karena sehari-harinya aku ngelab (normalnya) sampai jam 3.

Untuk tidur pagi setelah subuh, sebenarnya aku pengen menghilangkannya. Tapi gimana ya, mata setelah shalat subuh selalu ngantuk seberat-seberatnya. Apalagi jika shalat subuhnya di surau dekat kos, wiridannya panjang dan sukses bikin ngantuk. Penyebab lainnya, sama dengan pikiran temanku, kok rasanya sayang sekali ya kalau tidak tidur sehabis subuh? Lain waktu memangnya bisa menjamin punya waktu tidur seharian ini?

Begitulah, meskipun aku tahu jeleknya tidur setelah subuh tapi bisa dihitung dengan jari jumlah aku tidak tidur setelah shalat subuh. Di awal-awal Ramadhan, aku memarahi diriku yang tertidur sehabis subuh, tapi kesini-kesini aku berpikir ah biarlah toh waktu siang aku produktif juga. Semoga logika ini benar. Hehe. Aamiin.

Yang jelas, aku tidak menjadikan alasan bahwa tidur itu ibadah di bulan Ramadhan. Yah, merubah sedikit mindset orang-orang kebanyakan. Semoga bernilai ibadah.




#30HariNgeblogTemaRamadhan

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar