Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Ditampar Orang Gila, Siapa Mau?

Posting Komentar
Ini cerita seorang temanku yang menurutku lucu meskipun sekaligus juga aku kasihan dengannya. Suatu hari, temanku sebut saja si De, bersepeda motor dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba di depannya berjalan seorang pemuda yang dia ketahui gila (tidak waras). Karena tidak memiliki syak wasangka apa pun, De memperlambat laju motornya di belakang orang gila tersebut. Juga karena untuk melewati orang gila tersebut pun saat itu sedang tidak memungkinkan karena jalan sempit dan dari arah berlawanan ada beberapa motor yang sedang melewati jalan tersebut.

Tak disangka, orang gila tersebut berbalik badan dan merentangkan tangan kanannya ke arah belakang dengan keras sehingga mengenai wajah dan lengan kanan De. De tentu saja kaget dan sedikit oleng, meski alhamdulillah tidak sampai jatuh. Setelah kagetnya reda, De langsung melewati orang gila tersebut dan menggas motornya dengan kencang. Takut. Hihi. Kalau aku tidak salah ingat, De bercerita saking shocknya air matanya sampai menetes di jalan setelah kejadian tersebut. Rasanya campur aduk katanya, kaget, sakit, dan takut jadi satu. Bahkan menurutnya, sesaat setelah kejadian tersebut waktu terasa berhenti. Hingga ia bahkan tidak bisa berkata atau melakukan apapun, sesaat sebelum menggas motornya kencang-kencang, menjauhi si pelaku.


Kenapa kamu nggak memarahi orang gila tersebut atau balik memukulnya, tanyaku iseng. Ih, ngapain juga orang gila dilawan, jawabnya. Aku tambah ngakak. De cemberut kutertawakan, aku segera minta maaf. Benar juga, orang gila mana bisa dihakimi. Wong dia juga mungkin nggak sengaja, atau mungkin saja bahkan lupa dengan apa yang dilakukannya. Namanya juga orang gila. Kemungkinan saat itu sih menurutku si orang gila ini merasa terganggu dengan bunyi motor De yang melambat tepat di belakangnya. Atau dia menyangka De akan menyakitinya, sehingga terjadilah “kasus” tersebut. Entahlah. Yang jelas kasihan De, tangan dan bagian pipinya sedikit membiru lebam. Saat kejadian, kaca helm De memang sedang terbuka saat itu katanya. Memang sedang apes dia saat itu.

Sejak kejadian De tersebut, aku dan teman-teman yang lain berhati-hati jika bertemu dengan orang gila yang De maksud, yang memang sering berkeliaran di jalanan sekitar kampus. Siapa sih yang mau ditampar orang gila?  Pasti nggak ada ^^
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar