Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

The Golden Years

Posting Komentar
Ini cerita tentang sepupuku, yang begitu sangat-sangat menggemaskan. Lihat foto-fotonya, lucu kan? Bukan hanya wajahnya yang innocent, sikapnya –seperti kebanyakan batita- pun menggemaskan. Apa pun yang kami –keluarganya- ajarkan, ia bisa menangkap dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, biasanya ketika aku bertugas menemani dia, sembari mengajaknya bermain atau bicara aku menyelipkan beberapa unsur pendidikan –yang sesuai umurnya, dalam permainan atau pembicaraan kami. Kapan lagi waktu yang tepat mengajari seorang anak tanpa kemungkinan membangkang? Kalau tidak di usia emasnya sekarang, umur ketika seorang anak selalu memandang baik dan benar apa pun yang dia terima. Umur tersebut, menurutku sekitar 2 hingga 5 tahun, entah menurut para ahli. So, benar sekali ungkapan yang mengatakan bahwa seorang anak akan menjadi seperti apa lingkungannya.


Contohnya saja, ia kubiasakan menyanyikan lagu Bintang Kecil cs –lagu anak-anak yang mulai kehilangan popularitasnya semenjak lagu-lagu remaja dan orang dewasa bebas berkeliaran di ruang pendengaran anak-anak. Memprihatinkan. Kusediakan –bersama sepupu yang lain, video lagu anak-anak tersebut supaya ia senang melihat dan menyanyikannya. Di lain waktu kubelikan ia poster bergambar binatang-binatang yang ada tulisan nama bintangnya serta terjemahan versi englishnya, lalu kubelikan pula ia puzzle yang jika tersusun menjadi gambar dan nama-nama buah. Ketika ia ingin tidur kadang kudongengkan cerita dari majalah Bobo, atau bahkan jika ia mau kita membaca komik anak sambil rebahan –kalau yang ini, tentu saja dia hanya senang melihat gambarnya saja. Baru-baru ini sering ditayangkan iklan di layar kaca yang berisi anak-anak kecil yang menyanyikan lagu dalam lirik bahasa inggris secara bergantian. Dia suka, aku juga. Jadi ketika iklan sebuah produk susu bubuk anak-anak itu muncul di sela-sela acara yang kami tonton, langsung ia serius menyimaknya dan aku berusaha menuntunya mengikuti lirik lagu dalam iklan tersebut, lumayan buat pronouncenya, hehe. My First, My last, My Everything. And the answer to, all my dream. You're my sun, my moon, my guiding star. My kind of wonderful, that's what you are. My everything....

Akan tetapi, tak perlu rintangan dari luar, cobaan untuk kami dalam mengajari sepupu termuda dalam keluarga ini juga ada yang datang dari dalam lingkungan keluarga. Sebut saja sepupuku yang lain, baru kelas dua SD, sudah hafal lagu Iwak Peyek. Dia malah menularkan kehebatannya tersebut pada sepupu kami yang kecil itu. Jadilah sejak suatu hari sepupuku yang lucu, yang belum meniup lilin ketiganya, senang menyanyikan refrain lagu dari salah satu grup musik yang tidak kusuka tersebut. Oh my good. Waktu itu ia kutegur, “Jangan nyanyi lagu itu, Bintang Kecil aja”, ia geleng-geleng kepala tanda tak mau. Ah, perjuangan menuju kebaikan memang susah. Berkali-kali, berhari-hari kutegur setiap ia menyanyikan lagu itu, akhirnya dia menurut juga. Tapiii, kadang sikap isengnya muncul (kecil-kecil kok iseng?), kalau ada aku dia akan bersenandung, “iwa peye, iwa peye”. Tapi, kata mamanya kalau tak ada aku, ia tak melakukan itu. Dasar, dia memang ingin menggodaku. Sekarang lagu favoritnya adalah Burung Hantu, kalau dulu Bintang Kecil. Dengan otaknya yang kritis, ia pernah protes kenapa aku hanya membolehkan ia menyanyikan Bintang Kecil saja, waktu itu kujawab; boleh juga kok menyanyikan Pelangi-pelangi, Potong Bebek Angsa, Tik-tik Hujan, Naik-naik ke Puncak Gunung. Selain lagu-lagu itu, lagu yang lain susah. Ia diam kemudian. Suatu hari, mungkin ketika ia sudah menikmati tahun kelimanya di dunia aku bisa menjelaskan bahwa ada setiap tingkatan usia mempunyai dunia sendiri-sendiri, dan inilah dunianya sekarang dunia balita.



        Aku jadi berpikir, apa yang dilakukan ibu dan ayahku ketika aku berada dalam masa-masa emas tersebut?

Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar