Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Textbook VS Novel

Posting Komentar
Postingan ini dalam rangka bosan menyusun proposal skripsi ^^

Tidak sampai satu jam, kepalaku sudah pening kalau memelototi barisan-barisan kalimat dalam textbook yang menjadi referensi proposal skripsiku. Mataku juga panas, berpindah-pindah menatap layar laptop dan halaman buku untuk mencocokkan data. Otakku apalagi, jalinan syarafnya mungkin mulai kusut gara-gara harus bermain dalam dua bahasa.


Berbalik 180 derajat, membaca novel membuatku menjadi happy girl. Terkadang bahkan menjelma menjadi expressive reader. Aku tertawa-tawa sendiri, bahkan menangis haru sesuai cerita dalam novel yang kubaca. Tak terasa jam malam berdentang 12 kali. Ya, hanya novel yang membuatku rela bergadang, mensubstitusi waktu tidurku dengan membaca novel.



Sama halnya dengan membaca, menulis 2 hal berbeda juga memunculkan 2 reaksi yang berbeda pada otak bawah sadarku. Jika saat menulis skripsi perasaan yang datang adalah muak campur mual hampir muntah, maka ketika aku menulis hal-hal lain yang aku senangi aku akan merasa damai, tenteram, dan sentosa (oke, ini hiperbola).

Bagaimana denganmu? Apakah ada yang mempunyai masalah terbalik denganku? Senang menulis skripsi tetapi kacau ketika disuruh menulis hal-hal yang lain. ^^
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar