Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Dengan Kamu, Duniaku Utuh Kembali …

Posting Komentar

Judul : Be Mine
Penulis : Sienta Sasika Novel,
Monica Anggen, Kezia Evi Wiadji
Penerbit : Cakrawala
Tahun terbit : 2014
Kumpulan novela dengan nuansa pink ini ditulis khusus untuk memperingati Hari Valentine tanggal 14 Februari lalu. Novela ini ditulis oleh tiga orang penulis fiksi cewek, yaitu Sienta Sasika Novel, Monica Anggen, dan Kezia Evi Wiadji. Masing-masing penulis “menyumbang” satu novelanya. Benang merah dari ketiga novela ini adalah hari kasih sayang yang digunakan sebagai salah satu setting waktunya. 

Pada novela pertama, ada sosok Bintang yang bersinar sangat terang. Juara kelas, tampan, cool, pokoknya semua yang diinginkan cewek ada di dia deh. Perfect banget yak? Tokoh utama dalam novel ini, Sienta -seperti nama penulisnya- adalah salah satu dari sekian cewek yang menggilai Bintang. Hingga pada suatu hari ia nekat menyatakan cintanya dan memberi Bintang sekotak coklat. Kira-kira Bintang bakal nerima Sienta nggak ya? Kenapa Sienta begitu nekat?

Selain Bintang dan Sienta, dalam novela yang berjudul In Love With You ini ada banyak tokoh lain yang ikut membangun cerita. Tokoh ketiga yang paling membuat Sienta merasa tersaingi adalah Kinan, cewek yang selalu berada di samping Bintang dalam akademik atau pun dalam kesempurnaan. Siapa yang akhirnya jatuh cinta pada siapa? 

Kamu harus membaca novela ini untuk mengetahui bahwa kegigihan dapat mengalahkan apa pun. Kamu juga bakal melihat pesan tersirat bahwa akademik adalah hal terpenting yang perlu dipikirkan oleh seorang pelajar. Sienta sebagai penulis sangat bagus dalam membuat kesimpulan tidak langsung tersebut. Apalagi dalam bab terakhir, semua belum berakhir. Kekurangan dari novela ini menurutku adalah ceritanya yang mudah ditebak, karena dunia remaja yang menjadi latar nuansa novela ini sudah sangat sering digarap oleh penulis-penulis fiksi remaja.

Novela kedua bercerita tentang perjalanan cinta dua mahasiswa. Dari perkenalan tidak sengaja, hubungan mereka semakin dekat. Meskipun kemudian tidak mudah untuk cepat mengumumkan bahwa mereka saling mencintai, ada halangan yang sulit ditembus. Lebih tepatnya mereka tak ingin menembus halangan tersbeut. Karena ini menyangkut perasaan seseorang yang mempertemukan mereka. 

Sebuah buku cerita anak-anak kemudian mengurai cerita mereka yang ternyata sudah terjalin sejak lama. Selain romantis, novela Tink for Peter (Pan) yang ditulis oleh Monica ini juga lucu. Pesan tersiratnya juga bagus, yaitu bahwa dunia tidak hanya dihuni oleh orang-orang yang sempurna secara fisik saja. Banyak juga orang-orang yang kurang oke secara fisik namun lebih menyenangkan daripada orang yang memiliki kelebihan fisik. Kekurangan dari novela ini menurutku adalah lemahnya tokoh ketiga. Jika saja karakter tokoh ketiga diperkuat lagi, tidak mudah menyerah untuk melepaskan orang yang ia sayangi, niscaya novela ini akan lebih “menggigit” lagi.

Novela yang menjadi favoritku adalah Second Love yang ditulis oleh Kezia. Tidak seperti cerita cinta dalam dua novela sebelumnya –bahkan dalam cerita teenlit penulis fiksi kebanyakan, Second Love menghadirkan kisah cinta yang serius. Bukan cerita cinta ala remaja, anak SMA, atau pun kuliahan. Tapi cerita tentang orang-orang dewasa yang masing-masing telah memiliki satu anak! Nah lho?

Meskipun usia tokoh utama tidak lagi remaja. Namun suasana romantis tidak kalah kuatnya meliputi cerita ini. Emosi yang naik turun dalam novela ini menunjukkan pada kita bahwa cinta tidak kenal usia. Asmara akan membuat seorang dewasa pun bertingkah layaknya ABG labil. One’s first love is always perfect, until one’s meets second love (Elizabeth Aston).

Sangat sulit untuk menemukan kekurangan dalam novela ini. Namun menurutku ada hal kecil yang dilupakan penulis ketika masuk ke tengah-tengah cerita. Kehadiran anak-anak kedua tokoh utama tidak lagi diceritakan. Seakan-akan anak-anak hanyalah alasan mereka bertemu dan bersenang-senang, namun ketika masuk ke konflik cerita mengenai masing-masing anak hilang bahkan hingga akhir cerita. Oya, selain itu proses jatuh cinta keduanya sangat cepat menurutku. Hari pertama bertemu, malamnya sudah bergetar-getar. Besoknya ketemuan lagi, belanja bareng, makan malam pula. Mungkin yang penulis maksudkan di sini adalah love at  the first sight.

Terlepas dari sedikit kekurangan dalam novela-novela ini, percayalah ketiga ceritanya sangat manis. Mampu membuatku kembali menyusuri sudut-sudut merah jambu dalam kehidupanku di masa lalu (eaaa). Bagi yang menginginkan cerita ringan tentang cinta cocok sekali membaca ketiga novela ini. Dijamin, tak akan berhenti hingga halaman 234, halaman terakhir. Be Mine. Jadilah milikku, maka duniaku akan utuh selamanya.


Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar