Menikmati Proses. Meladeni Obsesi. Mengakrabi Tuhan.

Tanpa Pramuka, Saya Tak Ada

Posting Komentar
Pramuka adalah salah satu sisi kehidupan saya. Pramuka merupakan bagian tak terpisahkan dari seorang Rindang. Bahkan ketika status non-aktif dari kegiatan pramuka melekat setelah masa SMA, pramuka tetap menjadi salah satu keping pelengkap puzzle diri saya. Jadi, rasanya tidak terlalu lebay jika saya menulis kiasan ini. Tanpa pramuka, saya tak ada.


Sejarah singkat perjalanan saya dan pramuka berawal ketika saya masih duduk di kelas 4 SD. Waktu itu ada Perkemahan Jum'at Sabtu Minggu (Perjusami), entah sekecamatan atau sekabupaten di kota kecamatanku. Sejak perkemahan itulah, cintaku pada kepanduan bermula. Berlanjut hingga SMP, yang alhamdulillah kegiatan ekstrakurikuler pramukanya aktif. Sebagian besar masa remaja saya, saya habiskan bersama teman-teman yang juga mencintai pramuka. Ini sangat berarti, karena mungkin saja jika tidak ada pramuka, energi masa remaja saya habis untuk hal-hal yang sia-sia.

Bersama member of  DKR Batang Alai Utara Tahun Baheula ^^

Pun ketika masa SMA tiba, saya aktif di ambalan SMA. Sayangnya, ekstrakurikuler pramuka di SMA saya kurang aktif waktu itu dan kalah pamor dengan ekstrakurikuler Drum Band dan Paskibra. Akhirnya saya juga ikut GAREPA (Galangan Aktivitas Remaja Pecinta Alam), untuk memenuhi rasa dahaga saya dengan kegiatan outdoor. Kebetulan pula, saat itu sedang dibuka pendaftaran anggota Satuan Karya (Saka) Wirakartika di bawah naungan TNI AD di Komando Distrik Militer (Kodim) di kota kabupaten saya berdomisili. Di sanalah saya memanfaatkan waktu luang jika tidak bersekolah. Agak ekstrim dulu memang, mama sampai sempat melarang saya ikut kegiatan Saka Wirakartika karena seringnya saya absen di rumah. Beruntung saja, nilai sekolah saya masih tetap terlihat excellent di mata beliau sehingga tuntutan itu akhirnya dicabut =D

Bersama Anak-anak GAREPA setelah Latdas

Selain itu, ketika SMP dan SMA saya juga aktif di Dewan Kerja Ranting (DKR) di kecamatan. DKR ini melakukan dan mengawasi kegiatan kepramukaan dalam lingkup kecamatan. Setelah lulus SMA, saya menyatakan status maya bahwa saya tidak aktif dalam kegiatan pramuka lagi. Karena perkuliahan menuntut saya jauh lebih fokus mencintai akademik dibandingkan saat sekolah dulu. Meski begitu, seperti yang sudah tulis di atas bahwa pramuka tetap di hati saya. Sampai kapan pun.

Bersama Kesatuan Saka Wirakartika Kodim 1002/Barabai

Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya begitu terpikat dengan pramuka. Pertama, karena ilmunya sangat bermanfaat di kehidupan nyata. Sebut saja cara survival, membaca dan menggunakan peta dan kompas, sandi morse dan turunannya, tali temali, skill berkemah, dll. Kedua, karena dasar-dasar pramuka sangat prinsipil dan sesuai dengan ajaran agama yang saya anut. Seperti mencintai alam, kasih sayang sesama manusia, ikhlas menolong, dll. Silakan baca Tri Satya dan Dasa Dharma. Ketiga, pramuka sangat memenuhi passion saya yakni eksakta dan alam. Lihatlah, bagaimana saya bisa memutuskan mengambil konsentrasi ilmu Biologi di Fakultas MIPA dengan bidang minat environmental biology jika tidak menyukai dua hal tersebut. Terakhir, karena pramuka saya mempunyai banyak link dengan dunia. Bahkan untuk orang bertipe introvert seperti saya, pramuka tetap cocok dengan praktikum ilmu sosialnya yang tidak membuat bosan.


Sekali lagi, saya akan menggaungkan pernyataan bahwa tanpa pramuka, saya (yang sekarang) tak akan ada.
Rindang Yuliani
Hi, I'm Rindang Yuliani. I'm a writer, a civil servant, and living in Barabai, South Borneo. I love reading and I'm interested in travelling. My first book is Escape, Please!

Related Posts

Posting Komentar